Demo Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo: Desak Kepala BPJS Dicopot dari Jabatan

Gelombang Aksi di Depan Kantor BPJS Gorontalo

Gorontalo – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Kesehatan Gorontalo menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor BPJS Kesehatan Cabang Gorontalo. Mereka menilai pelayanan BPJS Kesehatan semakin jauh dari harapan masyarakat.

Dalam orasi yang disampaikan, massa aksi menuntut Kepala BPJS Kesehatan Cabang Gorontalo segera dicopot dari jabatannya. Menurut mahasiswa, prosedur berbelit, keterlambatan klaim rumah sakit, hingga penolakan pelayanan menjadi bukti nyata buruknya manajemen BPJS di daerah.

Kritik Keras dari Aliansi Mahasiswa

Koordinator aksi, Madjid Mustaki, menyampaikan bahwa BPJS seharusnya menjadi penopang layanan kesehatan, bukan justru menjadi penghambat.

“Banyak pasien ditolak dengan alasan administrasi. Klaim rumah sakit pun tertunda hingga berbulan-bulan. Ini menunjukkan kegagalan Kepala BPJS dalam menjalankan tugasnya,” tegas Arif.

Tuntutan Utama Aliansi Mahasiswa Kesehatan

Dalam aksinya, mahasiswa membawa sejumlah tuntutan penting:

  • Mendesak pencopotan Kepala BPJS Kesehatan Gorontalo.
  • Melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem pelayanan BPJS.
  • Menuntut transparansi anggaran dan percepatan klaim rumah sakit.
  • Meninjau kembali 144 Jenis Penyakit yang tidak di tanggung oleh BPJS
  • Menjamin hak masyarakat dalam akses kesehatan tanpa hambatan birokrasi.
  • Mereview kembali status rumah sakit yang terkesan dipaksa oleh pihak BPJS menandatangani Adendum Perjanjian Kerja Sama. Pasalnya, adendum tersebut mengharuskan pengklaiman layanan turun satu tingkat dari tipe kelas sebelumnya, padahal Kemenkes RI telah mengeluarkan surat tertulis bahwa rumah sakit tersebut tidak mengalami penurunan Tipe RS.

Aksi Berlanjut ke Gedung DPRD Gorontalo

Setelah dari Kantor BPJS, massa aksi bergerak ke Gedung DPRD Provinsi Gorontalo yang lokasinya berdekatan.

Perwakilan mahasiswa diterima langsung oleh Bapak La Ode Haimudin, salah satu pimpinan DPRD Provinsi Gorontalo. Dalam sambutannya, ia menegaskan komitmen DPRD untuk menindaklanjuti persoalan ini.

“Kami akan segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada hari senin 15 September 2025 dengan menghadirkan instansi terkait, mulai dari Kadinkes Provinsi Gorontalo, para Direktur RS se-Provinsi Gorontalo, pihak BPJS Kesehatan, perwakilan organisasi profesi, hingga Aliansi Mahasiswa Kesehatan. Semua akan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik,” jelas La Ode Haimudin.

Mahasiswa menyambut positif langkah DPRD tersebut, tetapi menegaskan mereka akan terus mengawal proses ini hingga ada hasil konkret.

Dukungan dari Masyarakat

Tak hanya mahasiswa, masyarakat juga memberikan dukungan kuat dalam aksi ini. Banyak warga hadir untuk menyampaikan keluhan mereka terhadap pelayanan BPJS.

Seorang warga Tukang Bentor yang enggan di sebutkan Namanya, mengaku pernah ditolak saat ingin berobat karena persoalan administrasi.

“Kami hanya ingin berobat dengan tenang, tapi kenyataannya BPJS mempersulit. Saya sepakat dengan mahasiswa, Kepala BPJS harus diganti,” ujarnya.

Harapan ke Depan

Aksi damai mahasiswa kesehatan Gorontalo ini menjadi tanda bahwa publik tidak lagi bisa mentolerir buruknya pelayanan BPJS. Rencana RDP yang digagas DPRD diharapkan menjadi langkah nyata menuju perbaikan layanan kesehatan di Gorontalo.

Tekanan publik semakin menguat, dan bola kini berada di tangan pemerintah pusat. Evaluasi total diperlukan agar BPJS kembali ke fungsinya: melayani masyarakat secara adil, cepat, dan profesional.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama